Senin, 13 Februari 2012

Kenangan Terindah

jauh tak kan pernah kugapai...
seperti bintang yang tak bisa ku jamah...
senyuman itu hanya bayangan sesaat...
tak kan mampu mengobati luka ini...

sirna dan tak kan mungkin kembali...
tenggelam dalam arus kehidupan...
hanya menjadi tempat persinggahan maya...
dan tak kan pernah berarti...

tak kan pernah menjadi nyata...
hanya berada dalam batas angan ...
tak bisa kudapat, tak kan pernah...
walau hanya semenit saja...

tak kan pernah kusesali...
tak kan pernah kulupakan...
kan ku simpan semua...
semua kenangan terindah ini...

karya : cahyani


Jumat, 10 Februari 2012

Badai Waktu








waktu tak bisa terbuka kembali...
kekosongan ini tak bisa terisi lagi...
bagaikan dalamnya sumur...
namun tak pernah tersisa air sedikitpun....

bagaikan krikil-krikil tajam...
menusuk menyisakan perih ...
dan hancur berkeping-keping tak tersisa...
terhempas oleh badai waktu...

bagaikan bunga di musim panas...
kering, keropos termakan oleh waktu...
tak pernah ada yang peduli...
hanya terbekas injakan sakit...

tak mampu kuhilangkan, kuhapuskan...
walau dengan indahnya hari esok...
bagaikan aliran sungai...
tak kan bisa terhenti oleh waktu...

bagaikan untaian benang...
terputus tanpa jejak...
tak kan bisa, tak kan pernah...
hanya menjadi sepenggal kisah...

karya : cahyani ...


Rabu, 08 Februari 2012

10 Film Romantis untuk Ditonton di Hari Valentine

Penasaran sama film- film apa ajja yang super duper romantis abis...
yuk liiat langsung iia cuplikannya....



The Notebook







 Rachel McAdams dan Ryan Gosling membintangi film romantis yang menguras air mata ini. Ceritanya tentang kehidupan sepasang muda-mudi, Allie dan Noah, yang dibacakan oleh seorang laki-laki tua dari sebuah buku catatan. Dia membacakannya kepada seorang perempuan tua yang ditemuinya di panti jompo. Cerita tersebut mengisahkan cerita klasik tentang wanita kaya dan lelaki miskin, sebuah romansa yang terkoyak oleh perang, dan kisah cinta abadi yang diimpikan semua orang. Film ini dijamin akan sangat menyentuh.

Valentine's Day









Sebuah pilihan yang tepat untuk Valentine. Film ini mengombinasikan potongan-potongan hari Valentine di LA tentang cinta dilihat dari semua sudut pandang: mulai dari anak-anak sekolah yang rapuh, mantan-mantan yang patah hati hingga pasangan yang langgeng. Film komedi romantis ini akan membuka mata tentang cinta dapat membuatmu menghargai cinta yang kamu miliki dalam hidup. Film ini penuh dengan pasang-surut dan cerita yang aneh. Kamu akan tertawa dan sebentar kemudian akan menangis sendiri karenanya.

Serendipity








Ini merupakan film lama namun masih bagus, yang menampilkan Kate Beckinsale dan John Cusack. Film ini menyoroti kebetulan yang aneh saat berada di tempat dan waktu yang tepat. Juga tentang hidup yang penuh kebetulan-kebetulan yang lucu. Tentu saja film ini bukan untuk orang yang sinis — karena bercerita tentang cinta pada pandangan pertama.

Ghost








Sebuah film thriller supernatural romantis di mana Sam Wheat (Patrick Swyaze) dibunuh dan berubah wujud menjadi hantu untuk melindungi pacarnya yang sedang berduka, Molly (Demi Moore). Film ini benar-benar menguras air mata, dan semua orang sepertinya sudah melihat adegan membuat tembikar yang membuat lagu “Unchained Melody” dari Righteous Brother kembali terkenal. Meski demikian, film ini juga membuat kita tertawa dengan penampilan kocak Whoopi Goldberg, yang kemudian membuatnya terpilih sebagai Pemeran Pendukung Terbaik di Oscar.

When Harry Met Sally








Tidak perlu diragukan lagi, ini merupakan salah satu film komedi romantis terbaik sepanjang masa, dan juga film ini mengedapankan cerita lucu pada persahabatan, masa pendekatan dan masa-masa sulit dalam hubungan. Cerita film tersebut telah dijiplak dalam berbagai bentuk sepanjang masa, namun tidak pernah ada yang bisa melampaui kesuksesannya. Dan siapa yang bisa lupa adegan orgasme palsu yang dipraktikkan Ryan?

The Time Traveller's Wife








 Dibintangi oleh pemain film romantis legendaris, Rachel McAdams, film ini dikisahkan dengan cara yang tidak biasa tentang hubungan cinta yang tidak biasa antara Clare Abshire dan Henry DeTamble (Eric Bana). Dikisahkan, Henry adalah seorang pria yang dilahirkan dengan kelainan genetis yang secara tidak sengaja melakukan perjalanan waktu. Walaupun waktu cerita dalam film ini membingungkan, film ini memiliki plot yang menyentuh yang menggambarkan usaha Henry dan Calre untuk mewujudkan cinta mereka dan melewati rintangan yang menghadang.

Love Actually







Film komedi romantis terkenal Inggris ini adalah film wajib tonton. Film ini dibintangi oleh bintang-bintang ternama dan tentu saja ada makna yang bisa dikaitkan dan untuk siapa saja yang menonton film konyol namun menyentuh ini. Sebuah penggambaran perspektif lain dari cinta, film ini akan membuka matamu sambil sekaligus menghibur kamu dengan ceritanya pada saat yang sama. Dengan dibintangi Hugh Grant, Keira Knightley dan Emma Thompson, tidak ada alasan untuk tidak menyukai film komedi romantis ini.

Once

Sebuah film musikal modern yang bersetting di jalanan Dublin, “Once” adalah sebuah film indie yang menyejukkan jiwa yang berkisah tentang seorang penampil jalanan (Glen Hansard) dan seorang imigran (Marketa Irglova) saat mereka mencoba untuk menjalani kehidupan dan cinta mereka melalui kekuatan musik. Diramaikan oleh lagu yang dibawakan kelompok The Swell Season, “Once” adalah sebuah cerita yang menggugah kesempatan kedua dan jiwa yang bebas. Dengan segala pesonanya dan akhir cerita yang tidak terduga, “Once” sudah pasti merupakan film yang membuatmu bersemangat dan membuatmu ingin bercinta...

Pretty Woman








Tidak banyak film yang menceritakan seorang pelacur yang bertemu dengan seorang miliuner dan kemudian tergila-gila padanya. Film ini berbeda, tak heran banyak pula perempuan yang tertarik untuk menonton. Julia Roberts sebagai seorang pelacur, dan Richard Gere sebagai seorang pengusaha korporat yang kaya, membintangi film yang sepertinya merupakan perpaduan antara kisah My Fair Lady dan Cinderella. Film ini sangat bagus dan merupakan film komedi romantis sepanjang masa. Lewat film ini pula Julia Roberts dinominasikan di ajang Academy Award.

Romeo and Juliet (1996)








Sebuah kisah cinta dan tragedi klasik, “Romeo and Juliet” besutan Baz Luhrmann adalah sebuah versi yang diadaptasi dari drama terkenal Shakespeare yang menampilkan pasangan yang tidak disetujui, Romeo (Leonardo DiCaprio) dan Juliet (Claire Danes). Pasangan ini jatuh cinta di tengah kebencian keluarga mereka satu sama lain. Keduanya berjuang untuk mewujudkan cinta mereka, Juliet mengambail keputusan yang putus asa untuk mempertahankan keinginnan keluarganya, dengan konsekuensi yang tragis. Ini merupakan film yang enerjik dan bertempo cepat untuk sebuah kisah cinta yang agung — sangat tepat untuk hari Valentine.

http://id.she.yahoo.com/10-film-romantis-untuk-ditonton-di-hari-valentine.html

Lubdaka

Om Swastyastu,

Lubdaka adalah seorang kepala keluarga hidup di suatu desa menghidupi keluarganya dengan berburu binatang di hutan. Hasil buruannya sebagian ditukar dengan barang-barang kebutuhan keluarga, sebagian lagi dimakan untuk menghidupi keluarganya. Dia sangat rajin bekerja, dia juga cukup ahli sehingga tidak heran bila dia selalu pulang membawa banyak hasil buruan.

Hari itu  Lubdaka berburu sebagaimana biasanya, dia terus memasuki hutan, aneh pikirnya kenapa hari ini tak satupun binatang buruan yang muncul, dia semua peralatan berburu digotongnya tanpa kenal lelah, dia tidak menyerah terus memasuki hutan. Kalo sampe aku pulang gak membawa hasil buruan nanti apa yang akan dimakan oleh keluargaku..?, semangatnya semakin tinggi, langkahnya semakin cepat, matanya terus awas mencari-cari binatang buruan, namun hingga menjelang malam belum juga menemukan apa yang ia harapkan, hari telah terlalu gelap untuk melanjutkan kembali perburuannya, dan sudah cukup larut jika hendak kembali ke pernaungan.

Ia memutuskan untuk tinggal di hutan, namun mencari tempat yang aman terlindungi dari ancaman bahaya, beberapa hewan buas terkenal berkeliaran di dalam gelapnya malam guna menemukan mangsa yang lelap dan lemah. Sebagai seorang pemburu tentu dia tahu betul dengan situasi ini. Tak perlu lama baginya guna menemukan tempat yang sesuai, sebuah pohon yang cukup tua dan tampak kokoh di pinggir sebuah telaga mata air yang tenang segera menjadi pilihannya.

Dengan cekatan dari sisa tenaga yang masih ada, ia memanjat batang pohon itu, melihat sekeliling sekejap, ia pun melihat sebuah dahan yang rasanya cukup kuat menahan beratnya, sebuah dahan yang menjorok ke arah tengah mata air, di mana tak satu pun hewan buas kiranya akan bisa menerkamnya dari bawah, sebuah dahan yang cukup rimbun, sehingga ia dapat bersembunyi dengan baik. Singkat kata, ia pun merebahkan dirinya, tersembunyikan dengan rapi di antara rerimbunan yang gulita.

Ia merasa cukup aman dan yakin akan perlindungan yang diberikan oleh tempat yang telah dipilihnya. Sesaat kemudian keraguan muncul dalam dirinya. Kalo sampe dia tertidur dan jatuh tentu binatang buas seperti macan, singa, dll akan dengan senang hati memangsanya.

Ia resah dan gundah, badannya pun tak bisa tenang, setidaknya ia harapkan badannya bisa lebih diam dari pikirannya, itulah yang terbaik bagi orang yang dalam persembunyian. Namun nyatanya, badan ini bergerak tak menentu, sedikit geseran, terkadang hentakan kecil, atau sedesah napas panjang. Tak sengaja ia mematahkan beberapa helai daun dari bantalannya yang rapuh, entah kenapa Lubdaka tiba-tiba memandangi daun-daun yang terjatuh ke mata air itu. Riak-riak mungil tercipta ketika helaian daun itu menyentuh ketenangan yang terdiam sebelumnya. Ia memperhatikan riak-riak itu, namun ia tak dapat memikirkan apapun. Beberapa saat kemudian, riak-riak menghilang dan hanya menyisakan bayang gelombang yang semakin tersamarkan ketika masuk ke dalam kegelapan. Ia memetik sehelai daun lagi dan menjatuhkannya, kembali ia menatap, dan entah kenapa ia begitu ingin menatap. Ia memperhatikan dirinya, bahwa ia mungkin bisa tetap terjaga sepanjang malam, jika ia setiap kali menjatuhkan sehelai daun, dan mungkin ia bisa menyingkirkan ketakutannya, setidaknya karena ia akan tetap terjaga, itulah yang terpenting saat ini.

Lubdaka – si pemburu, kini menjadi pemetik daun, guna menyelamatkan hidupnya. Ia memperhatikan setiap kali riak gelombang terbentuk di permukaan air akan selalu riak balik, mereka saling berbenturan, kemudian menghilang kembali. Hal yang sama berulang, ketika setiap kali daun dijatuhkan ke atas permukaan air, sebelumnya ia melihat itu sepintas lalu setiap kali ia berburu, baru kali ia mengamati dengan begitu dekat dan penuh perhatian, bahwa gerak ini, gerak alam ini, begitu alaminya. Sebelumnya, ia mengenang kembali, ketika ia berburu, yang selalu ia lihat adalah si mangsa, dan mungkin si mara bahaya, namun tak sekalipun ia sempat memperhatikan hal-hal sederhana yang ia lalui ketika ia berburu. Lubdaka hanya ingat, bahwa di rumahnya, ada keluarga yang bergantung pada buruannya, dan ia hanya bisa berburu, itulah kehidupannya, itulah keberadaannya.

Ia terlalu sibuk dalam rutinitas itu, ya… sesaat ia menyadari bahwa hidup ini seakan berlalu begitu saja, ia bahkan tak sempat berkenalan dengan sang kehidupan, karena ia selalu sbuk lari dari si kematian, ia berpikir apakah si kematian akan datang ketika si kelaparan menyambanginya, ataukah si kematian akan berkunjung ketika si mara bahaya menyalaminya ketika ia lalai. Semua yang ia lakukan hanyalah sebuah upaya bertahan hidup. Ia tak tahu apapun selain itu, mungkin ia mengenal mengenal kode etik sebagai seorang pemburu, dan aturan moralitas atau agama, namun semua itu hanya sebatas pengetahuan, di dalamnya ia melihat, bahwa dirinya ternyata begitu kosong dan dangkal. Keberadaannya selama ini, adalah identitasnya sebagai seorang pemburu, ia tak mengenal yang lainnya.

Sesekali ia memetik helai demi helai, dan menatap dengan penuh, kenapa ia tak menyadari hal ini sebelumnya, ia bertanya pada dirinya, ia melihat kesibukan dan rutinitasnya telah terlalu menyita perhatiannya. Dalam kehinangan malam, dan sesekali riak air, ia bisa mendengar sayup-sayup suara malam yang terhantarkan bagai salam oleh sang angin, ia pun terhenyak, sekali lagi, ia tak pernah mendengarkan suara malam seperti saat ini, biasanya ia telah terlelap setelah membenahi daging buruannya dan santap malam sebagaimana biasanya.

Terdengar lolongan srigala yang kelaparan tak jauh dari tempatnya berada, secara tiba-tiba ia mengurungkan niatnya memetik daun. Jantungnya mulai berdegup kencang, Lubdaka tahu, pikirannya berkata bahwa jika ia membuat sedikit saja suara, si pemilik lolongan itu bisa saja menghampirinya, dan bisa jadi ia akan mengajak serta keluarga serta kawan-kawannya untuk menunggu mangsa lesat di bawah pohon, walau hingga surya muncul kembali di ufuk Timur. Ia berusaha memelankan napasnya, dan menjernihkan pikirannya. Walau ia dapat memelankan napasnya, namun pikirannya telah melompat ke beberapa skenario kemungkinan kematiannya dan bagaimana sebaiknya lolos dari semua kemungkinan itu. Beberapa saat kemudian, ketenangan malam mulai dapat kembali padanya. Ia mendengarkan beberapa suara serangga malam, yang tadi tak terdengar, ah… ia ingat, ia terlalu ketakutan sehingga sekali lagi tak memperhatikan. Sebuah helaan napas yang panjang, ia masih hidup, dan memikirkan kembali bagaimana ia berencana untuk lolos dari kematian yang terjadi, ia pun tersenyum sendiri, ia cukup aman di sini. Namun Lubdaka melihat mulai melihat sesuatu dalam dirinya, yang dulu ia pandang sambil lalu, sesuatu yang yang ia sebut ketakutan. Lubdaka menyadari bahwa ia memiliki rasa takut ini di dalam dirinya, sesuatu yang bersembunyi di dalam dirinya, ia mulai melihat bahwa ia takut terjatuh dari pohon, ia takut dimangsa hewan buas, bahkan ia takut jika tempat persembunyiannya disadari oleh hewan-hewan yang buas, ia takut tak berjumpa lagi dengan keluarganya. Setidaknya ia tahu saat ini, ia berada di atas sini, karena takut akan tempat yang di bawah sana, tempat di bawah sana mungkin akan memberikan padanya apa yang disebut kematian. Dan ketakutan ini begitu mengganggunya.

Ia kembali memetik sehelai daun dan menjatuhkannya ke mata air, namun secara tak sadar oleh kegugupannya, ia memetik sehelai daun lagi dengan segera, secepat itu juga ia sadar bahwa tangannya telah memetik sehelai daun terlalu cepat. Ia memandangi helaian daun itu, di sinilah ia melihat sesuatu yang sama dengan apa yang ia takutkan, ia melihat dengan jelas sesuatu pada daun itu, sesuatu yang disebut kematian. Daun yang ia pisahkan dari pohonnya kini mengalami kematian, namun daun itu bukan hewan atau manusia, ia tak bisa bersuara untuk menyampaikan apa yang ia rasakan, ia tak dapat berteriak atau menangis kesakitan, ia hanya … hanya mati, dan itulah apa yang si pemburu lihat ketika itu.

Selama ini Lubdaka selalu melihat hewan-hewan yang berlari dari kematiannya dan yang menjerit kesakitan ketika kematian yang dihantarkan sang pemburu tiba pada mereka, Lubdaka telah mengenal sisi kematian sebagai suatu yang menyakitkan, dan kengerian yang timbul dari pengalamannya akan saksi kematian, telah menimbulkan ketakutan di dalam dirinya. Ia melihat ia sendiri telah menjadi buruan akan rasa takutnya. Lubdaka telah melihat bentuk kematian di luar sana, termasuk yang kini dalam kepalan tangannya, ia kini masuk ke dalam dirinya, dan ingin melihat kematian di dalam dirinya, namun semua yang ia temukan hanyalah ketakutan akan kematian, ketakutan yang begitu banyak, namun si kematian itu sendiri tak ada, tak nyata kecuali bayangan kematian itu sendiri. Lubdaka pun tersenyum, aku belum bertemu kematian, yang menumpuk di sini hanyalah ketakutan, hal ini begitu menggangguku, aku tak memerlukan semua ini. Lubdaka melihat dengan nyata bahwa ketakutannya sia-sia, ia pun membuang semua itu, kini ia telah membebaskan dirnya dari ketakutan. Ia pun melepas tangkai daun yang mati itu dari genggamanannya, dan jatuh dengan begitu indah di atas permukaan air. Diapun tidak menyadari bahwa malam itu adalah malam Siva (Siva Ratri). Dimana Siva sedang melakukan tapa brata yoga semadi. Barang siapa pada malam itu melakukan brata (mona brata: tidak berbicara, jagra: Tidak Tidur, upavasa: Tidak makan dan minum) maka mereka akan dibebaskan dari ikatan karma oleh Siva.

Ufuk Timur mulai menunjukkan pijar kemerahan, Lubdaka memandangnya dari celah-celah dedaunan hutan, dalam semalam ia telah melihat begitu banyak hal yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Kini ia telah berkenalan dengan kehidupan dan melepas ketakutan-ketakutannya, ia telah mulai mengenal semua itu dengan mengenal dirinya.

Lubdaka begitu senang ia dapat tetap terjaga walau dengan semua yang ia alami dengan kekalutan dan ketakutan, kini sesuatu yang lama telah padam dalam dirinya, keberadaannya begitu ringan, tak banyak kata yang dapat melukiskan apa yang ia rasakan, begitu hening, sehingga ia bisa merasakan setiap gerak alami kehidupan yang indah ini, setiap tiupan yang dibuat oleh angin, dan setiap terpaan sinar yang menyentuhnya. Kini sang pemburu memulai perjalanannya yang baru bersama kehidupan.

Dia menyadari bahwa berburu bukanlah satu-satunya pilihan untuk menghidupi keluarganya. Setelah dia melewati perenungan di malam tersebut, kesadaran muncul dalam dirinya untuk merubah jalan hidupnya. Dia mulai bercocok tanam, bertani hingga ajal datang menjemputnya.

Saat dia meninggal, Atmanya (Rohnya) menuju sunia loka, bala tentara Sang Suratma (Malaikat yang bertugas menjaga kahyangan) telah datang menjemputnya. Mereka telah menyiapkan catatan hidup dari Lubdaka yang penuh dengan kegiatan Himsa Karma (memati-mati). Namun pada saat yang sama pengikut Siva pun datang menjemput Atma Lubdaka. Mereka menyiapkan kereta emas. Lubdaka menjadi rebutan dari kedua balatentara baik pengikut Sang Suratma maupun pengikut Siva. Ketegangan mulai muncul, semuanya memberikan argumennya masing-masing. Mereka patuh pada perintah atasannya untuk menjemput Atma Sang Lubdaka.

Saat ketegangan memuncak Datanglah Sang Suratma dan Siva. Keduanya kemudian bertatap muka dan berdiskusi. Sang Suratma menunjukkan catatan hidup dari Lubdaka, Lubdaka telah melakukan banyak sekali pembunuhan, sudah ratusan bahkan mungkin ribuan binatang yang telah dibunuhnya, sehingga sudah sepatutnya kalo dia harus dijebloskan ke negara loka.

Siva menjelaskan bahwa; Lubdaka memang betul selama hidupnya banyak melakukan kegiatan pembunuhan, tapi semua itu karena didasari oleh keinginan/niat untuk menghidupi keluarganya. Dan dia telah melakukan tapa brata (mona brata, jagra dan upavasa/puasa)  salam  Siva Ratri/Malam Siva, sehingga dia dibebaskan dari ikatan karma sebelumnya. Dan sejak malam itu Dia sang Lubdaka menempuh jalan hidup baru sebagai seorang petani. Oleh karena itu Sang Lubdaka sudah sepatutnya menuju Suarga Loka (Sorga). Akhirnya Sang Suratma melepaskan Atma Lubdaka dan menyerahkannya pada Siva. (Kisah ini adalah merupakan Karya Mpu Tanakung, yang sering digunakan sebagai dasar pelaksanaan Malam Siva Ratri).

Di malam Siva Ratri ada tiga brata yang harus dilakukan:
1. Mona: Tidak Berbicara
2. Jagra: Tidak Tidur
3. Upavasa: Tidak Makan dan Minum
Siva Ratri datang setahun sekali setiap purwani Tilem ke-7 (bulan ke-7) tahun Caka.

Kami mohon maaf bila ada kekurangan, kesalahan dalam penyampaian kisah ini, yang merupakan karya besar leluhur kami yang maha suci Mpu Tanakung. Sembah sujud kami pada Beliau, atas karya sucinya yang telah memberikan penerangan kepada kami.

Om Santi Santi Santi Om

STOP!!! Menyentuh Wajah Dengan Tangan






 Secara tak sadar, kita pasti sering menyentuhkan tangan pada wajah, entah itu untuk mengelus-elus dagu, menyentuh pipi, menggaruk hidung, menyandarkan pipi ke telapak tangan, atau sekadar mengenyahkan rambut yang menutupi muka. Sadarkah Anda bahwa kemungkinan besar itulah yang membuat wajah Anda berjerawat?

Telapak tangan = sumber bakteri
Nyaris semua aktivitas kita sehari-hari dilakukan dengan tangan. Maka tak heran jika sebagian besar bakteri dan kuman yang kita temui setiap hari menempel di tangan kita.

Jerawat terbentuk saat pori-pori tersumbat oleh sel kulit mati, minyak, atau kosmetik, kemudian bercampur dengan bakteri. Bayangkan apa yang terjadi saat kulit wajah kita sudah ditutupi oleh minyak dan debu setelah seharian beraktivitas, lalu tangan kita yang penuh kuman menyentuh-nyentuh kulit. Tak heran jika jerawat di wajah tak kunjung berkurang.

Masalahnya, biasanya aktivitas menyentuh wajah ini dilakukan secara tidak sadar. Atau jika dilakukan secara sadar, sulit sekali rasanya untuk menahan diri. Bagaimana caranya menghentikan kebiasaan buruk ini?

1. Pastikan tangan selalu bersih
Tak salah jika sejak dulu ibunda selalu mengingatkan untuk mencuci tangan dengan sabun. Tak perlu sering-sering, karena akan membuang bakteri baik dan membuat kulit tangan jadi kasar, namun setidaknya selalu cuci tangan setiap habis melakukan aktivitas yang mentransfer banyak kuman.

Ingat, setelah tangan dicuci, bukan berarti kita bebas menyentuh wajah. Ini hanya untuk jaga-jaga, setidaknya jika kita tak sengaja menyentuh wajah, tangan sedang dalam keadaan "tak kotor-kotor amat".

Yang terpenting, pastikan tangan Anda dalam keadaan bersih saat tiba waktunya mengoleskan pelembab, sunscreen, krim malam, masker, atau obat jerawat.

2. Jangan memainkan rambut
Rambut mengandung minyak yang jika menyentuh wajah (baik langsung maupun melalui perantara tangan) bisa menambah penumpukan minyak di kulit muka dan menyebabkan jerawat.

3. Gunakan punggung tangan
Jika Anda benar-benar harus menyentuh wajah, misalnya untuk mengenyahkan benda asing, gunakan punggung tangan dan bukan telapak tangan. Punggung tangan tidak bebas kuman, tapi jumlahnya tak sebanyak kuman di telapak tangan.

4. Sibukkan tangan Anda
Biasanya kebiasaan menyentuh-nyentuh jerawat dan mengelus-elus kulit wajah dilakukan saat sedang iseng. Untuk mengalihkannya, beri kebiasaan lain bagi tangan Anda, misalnya memainkan jemari tangan. Memasukkan tangan ke dalam saku, memegang sebuah benda dengan dua tangan, dan melipat tangan di depan dada juga bisa jadi "penahan" agar tangan tak jalan-jalan.

5. Pakai sarung tangan
Ini berlaku untuk Anda yang sering tak sengaja menyentuh wajah saat tidur di malam hari. Tentunya Anda harus memastikan sarung tangan Anda bersih dan selalu rutin dicuci. Mau trik oke? Oleskan lotion pelembap ke telapak tangan sebelum tidur dan tutupi dengan sarung tangan. Anda pun akan bangun dengan tangan yang lembut dan halus.

6. Libatkan orang-orang terdekat
Beri tahu sahabat, kekasih, adik, kakak, mama, papa, dan rekan-rekan kerja tentang efek buruk menyentuh wajah dengan tangan. Ingatkan mereka untuk menegur Anda saat Anda melakukannya.


http://id.she.yahoo.com/stop-menyentuh-wajah-dengan-tangan.html

Senin, 06 Februari 2012

Malaikat Hati...










sepenggal senyum itu...
selalu hadir di benakku...
terlintas seperti goresan pena di atas kertas...
binar mata itu...
seakan membuat duniaku runtuh
seperti butiran pasir yang terhempas angin...

sesosok yang tak pernah kutemui...
perjalanan panjangku tlah usai...
berhenti disebuah dermaga hati...
merajut dalam kasih yang setia...
harapan akan selamanya terikat...
menjalani roda kehidupan dunia...

terukir indah nama mu selalu di hatiku...
terekat kuat hatiku hanya untuk mu...
ku harap kau mengerti...
ku harap kau paham...
ku harap kau begitu...
kau kaulah malaikat hatiku...

wahaii engkau malaikat hati...
kaulah yang mampu menerangi ku bagai bulan...
kaulah yang mampu menyinari ku bagai matahari...
kaulah yang mampu menghiasi hatiku bagai bintang...
kaulah yang mampu memberi warna hidupku bagai pelangi...
hanya kau yang bisa ...
hanya kau yang mampu...

karya : cahyani ^ ^,

Kesepian










tiada dapat kata terucap...
tiada dapat suara terdengar...
tiada dapat bayangan terlihat...
yang terasa hanyalah hembusan nafas...
yang terasa hanyalah desiran angin...

kegelapan hanyalah tinggal kegelapan...
tanpa sedikit celah yang memberikan makna...
rapat bahkan padat hingga tak dapat terjangkau...
hanya kekosongan belaka...
hanya keheningan sesaat...

akankah semua itu sebuah hal nyata...
atau hanya bayangan ilusi sesaat...
kapan semua ini akan berakhir...
atau tidak akan pernah hilang ...
kenapa bisa terjadi,, kenapa...
tak ada yang bisa memberikan sapaannya...

kemanakah aku harus melangkah ...
kemanakah aku harus pergi...
kemanakah....

karya : cahyani

Penghianat Cinta











kemana engkau akan pergi ...
dimana engkau akan diam...
hanya sepenggal senyum yang kau beri...
dan itu semua tak berarti lagi...

berjalan dan terus berjalan ...
mengarungi samudra cinta ...
berhenti sejenak dalam pelabuhan hati...
tapi hanya itukah yang kau bisa ...
hanya itukah yang kau mampu...

tak pernahkah kau berpikir...
tak pernahkah kau merasakan...
betapa kau t'lah menginjak kami...
betapa kau t'lah menggores, menusuk kami...

kau kaulah penghianat itu...

karya : cahyani